Gubernur Bank Indonesia sekaligus Ketua Umum Pengurus Pusat ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia) yakni Perry Warjiyo telah mengatakan dan mengungkapkan bahwa setidaknya ada lima jenis tantangan ekonomi Indonesia pasca terjadinya pandemi Covid-19 ini.

Kabarnya tantangan tersebut merupakan pemulihan ekonomi global yang sebenarnya tidak merata dan harus dicermati oleh anggota ISEI 2021. Setidaknya untuk bisa menjawab tantangan itu ada beberapa respon kebijakan yang dapat dilakukan.

Sejumlah Tantangan Ekonomi Indonesia Pasca Pandemi Covid-19
bizlaw.id

Berikut Tantangan Ekonomi Indonesia Pasca Pandemi Covid-19 Melanda

Sepertinya Bank Indonesia (BI) telah menjabarkan beberapa tantangan mengenai kebijakan baru pada bank Sentral selama Covid-19 ini. Salah satunya adalah mengenai bagaimana caranya untuk mempercepat pemulihan sektor perekonomian nasional.

Bahkan Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI yakni Juda Agung telah mengungkapkan akan hal itu. Terutama di dalam Cambridge IFA.

Kata Juda bahwa ada lima tantangan kebijakan penting pasca pandemi dan kebijakan sentral, seperti cara untuk mempercepat pemulihan perekonomian. Hal ini ia ungkapkan ketika dalam webinar Islamic Finance in a Post-Covid World sejak 29 Oktober 2021.

Tantangan Pertama dan Kedua

Tantangan ekonomi Indonesia yang pertama yaitu mengenai bagaimana caranya untuk mendorong pemulihan sektor ekonomi yang ada. Hal ini bisa dilihat dari indikator konsumsi serta aktivasi korporasi setelah relaksasi mobilitas sosial sejak Agustus.

Kedua, mengenai bagaimana caranya memulihkan kembali intermediasi keuangan yang ada di bank Menurut Juda bahwa tantangan kedua ini dapat dilihat pada bagian pertumbuhan kredit yang akhir-akhir ini terus meningkat.

Sebagai contoh sejak September lalu yang pernah terjadi suatu peningkatan hingga 2,2% year-on-year. Terutama dari sisi permintaan, korporasi sudah mendorong permintaan kredit serta pemulihan sektor rumah tangga.

Tantangan Ketiga dan Keempat

Tantangan ekonomi Indonesia yang ketiga yaitu mengenai bagaimana caranya untuk memfasilitasi transformasi digital maupun sistem keuangan. Terutama pada bagian sistem pembayaran, sebab bank sentral merupakan otoritas di dalam sistem pembayaran.

Tidak hanya itu saja, melainkan juga aktivasi kredit melalui fintech lending yang terus dan semakin meningkat. Begitu pula dengan perbankan digital yang kini semakin berkembang ke arah yang lebih baik lagi.

Sedangkan tantangan yang keempat yaitu mengenai bagaimana caranya untuk mempercepat inklusi keuangan serta tantangan yang kelima. Hal ini mengenai suatu aturan dari bank sentral, terutama dalam memfasilitasi keuangan berkelanjutan.

Tantangan Kelima

Tantangan ekonomi Indonesia kelima menurut Perry Warjiyo yaitu mengenai mendorong inklusi ekonomi maupun keuangan melalui UMKM atau pemberdayaan ekonomi. Sebagai otoritas sistem pembayaran, maka BI telah meluncurkan cetak biru sistem pembayaran pada 2020 hingga 2015 mendatang.

Selanjutnya kebijakan keuangan hijau berguna untuk sustainabilitas dan upaya sebagai memitigasi adanya risiko sistemik dari perubahan iklim. Lebih lanjut lagi, bahwa perry Warjiyo juga telah melantik pengurus pusat ISEI dan Persatuan Isteri ISEI.

Ini adalah khusus untuk periode kepengurusan tahun ini hingga 2024 mendatang dan diwakili oleh akademisi, pemangku kebijakan dan pelaku dunia usaha. ia juga mengajak pengurus PP ISEI untuk menyampaikan pemikiran dan mendukung perekonomian nasional.

Seperti yang kita ketahui, bahwa kebijakan Bank Indonesia, baik makroprudensial maupun kebijakan moneter tetap cukup akomodatif. Beberapa langkahnya misalnya seperti relaksasi loan-to-value ratio.

Sejumlah tantangan ekonomi Indonesia ini kini telah diungkapkan oleh Gubernur Bank Indonesia waktu lalu. Terutama pasca pandemi seperti sekarang ini yang membuat perekonomian semakin menurun. Oleh karena itu, kebijakan yang sudah ditetapkan oleh pihak yang terkait kini harus bisa dipahami.

Leave a comment